Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Benarkah Para Orang Tua Gagap Teknologi?

 Benarkah Para Orang Tua Gagap Teknologi?


Benarkah Para Orang Tua Gagap Teknologi?

Kita sering mendengar pandangan bahwa orang yang sudah tua memiliki karakter yang membosankan dan amat sulit untuk diajari sesuatu hal yang baru. Menurut pendapat tersebut, para orang tua (atau orang yang dianggap tua) menolak untuk belajar bagaimana menggunakan komputer, menggunakan email dan hal-hal yang berbau teknologi. Benarkah demikian?


Hambatan & Penyebab

Menurut Roger Morrell, orang yang sudah berumur punya tingkat kesulitan lebih tinggi untuk menyeleksi informasi yang masuk, mana yang penting dan mana yang kurang penting, dibandingkan dengan orang-orang yang lebih muda umurnya. Dengan penurunan kapasitas ingatan mereka, maka pemberian informasi yang terlalu banyak akan mempengaruhi kemampuan para lanjut usia memproses informasi yang penting.

Rogers dkk juga menemukan fakta bahwa hambatan paling besar untuk menggunakan komputer karena disamping kurangnya latihan yang memadai, ketiadaan akses juga menjadi faktor penyebab utama. Sering mereka tidak bisa menggunakan komputer karena mereka tidak tahu bagaimana harus menggunakannya, ditambah tidak adanya kesempatan untuk menggunakan alat canggih itu. Sebenarnya mereka mampu untuk mempelajari teknologi baru, namun karena kurang disertai instruksi yang lengkap dan memadai, maka kesannya para manula tersebut lamban dan tidak mampu lagi untuk belajar.


Solusi

Penelitian yang dilakukan Roger Morrell ini tampaknya memberikan angin segar bagi para lanjut usia karena tidak hanya membuktikan "ketidakbenaran" anggapan yang selama ini beredar, tetapi juga memberikan solusi untuk semua pihak yang terkait.

Diungkapkan di atas bahwa para lanjut usia itu membutuhkan instruksi yang jelas, lengkap dan memadai untuk bisa menggunakan teknologi seperti hanya komputer. Nah, model instruksi yang bagaimana yang sebenarnya efektif bagi mereka?

Sekali lagi Morrell menggali berbagai alternatif, sampai akhirnya menemukan bahwa model instruksi yang sederhana, kongkrit, aktif dan disertai dengan pemberian latar belakang informasi yang jelaslah yang paling efektif. Cara ini juga berlaku bagi orang muda. Bedanya, tanpa strategi ini orang yang lebih muda tidak mengalami kesulitan seperti yang tua.

Ada lagi cara yang direkomendasikan untuk memberi penjelasan pada para lanjut usia, yaitu memberikan instruksi dengan menggunakan ilustrasi atau cerita. Cara ini memberikan kesempatan bagi para lansia untuk mempraktekkan sesuai yang pernah diceritakan pada mereka. Hal ini lebih efektif dibandingkan dengan pemberian instruksi yang berbentuk teks. Mengapa demikian? Instruksi yang menggunakan ilustrasi ternyata lebih muda diingat dari pada instruksi yang hanya berbentuk teks. Memang, kombinasi antara keduanya akan membawa hasil yang lebih baik bagi sebagian orang lanjut usia.

Satu hal yang perlu diingat, menurut Morrell, alangkah baiknya untuk memisahkan para lanjut usia ini dengan yang lebih muda dalam kegiatan pelatihan atau kelas. Sebabnya, para lanjut usia ini perlu waktu lebih lama untuk mempelajari hal baru, sehingga mereka akan frustrasi dan merasa terganggu jika melihat rekan mereka yang lebih muda lebih cepat dan mudah menyelesaikan tugas. Sedangkan yang muda juga merasa frustrasi kalau harus menunggu rekan mereka yang lebih tua itu.