Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tips Mengatasi Rasa Galau Atau Frustasi

 

Tips Mengatasi Rasa Galau Atau Frustasi


Tips Mengatasi Rasa Galau Atau Frustasi

"Lagi galau nih..." Tampaknya kata galau sedang menjadi tren saat ini, tidak hanya digunakan oleh kalangan anak remaja, bahkan orangtua pun biasa menggunakan kata galau. 

Sebenarnya apakah arti kata galau itu sendiri? Apakah benar jika dengan curhat atau sharing di dunia maya atau dengan jalan-jalan (healing kata orang sekarang) maka kegalauan akan berakhir? 

Jauh sebelum kata galau menjadi tren, kita lebih dulu mengenal kata frustasi. Kata frustasi terdengar memiliki nilai setingkat lebih tinggi dari kata galau, walaupun sebenarnya memiliki konotasi yang sama yaitu mengacu pada reaksi subyektif terhadap blocking atau penghalang tingkah atau motivasi yang penting sehingga mengakibatkan terganggunya penyesuaian diri.

Frustasi dapat berasal dari faktor luar atau eksternal dan juga dapat berasal dari dalam atau personal. Zaman yang serba sulit saat ini, tuntutan kebutuhan sehari-hari yang semakin besar, kurangnya lapangan pekerjaan dan mahalnya biaya pendidikan merupakan contoh frustasi eksternal. Hilangnya atau terampasnya sesuatu yang pernah dimiliki seperti putus cinta atau putus hubungan kerja. 

Frustasi eskternal bisa juga disebabkan oleh pembatasan-pembatasan atau larangan-larangan yang ada di dalam budaya, keluarga atau hukum yang berlaku, misalnya seperti kisah Siti Nurbaya yang dilarang menikah dengan lelaki pilihannya. Pembatasan dan larangan tidak dengan sendirinya membuat frustasi namun saat larangan tadi menyebabkan individu merasa kehilangan rasa aman kedudukan prestise dan sebagainya.

Frustasi personal diakibatkan oleh kekurangan-kekurangan yang ada pada diri seseorang yang meliputi cacat yang bersifat riil maupun tidak riil (imaginer). Cacat riil dapat dialami seseorang seperti terlahir buta, tidak memiliki tangan dan kaki atau sebagainya. Selain cacat lahir, seseorang dapat pula mengalami cacat dalam hal moral, mental dan spiritual. 

Berat ringan frustasi yang dialami setiap orang tidak sama tergantung pada besarnya nilai yang dia anut. Seseorang yang menganggap bahwa keindahan jasmani merupakan nilai yang tertinggi baginya maka dia akan mengalami frustasi yang lebih besar dibandingkan jika ia mengalami cacat moral. Seseorang yang mengalami cacat moral, contohnya suka mencuri, menipu, membunuh, dan sebagainya dapat mengalami frustasi yang lebih dalam dibandingkan dengan jenis frustasi lainnya. Hal ini disebabkan masyarakat akan ikut menghukum dan mencela sehingga mereka menjadi merasa terus dihukum bahkan saat mereka telah lepas dari hukuman kurungan.

Selain kekurangan yang betul-betul riil, kekurangan yang bersifat tidak riil atau imaginer memiliki potensi yang sama untuk menimbulkan frustasi. Seseorang yang merasa bahwa kesempurnaan jasmani memiliki merupakan nilai yang tertinggi maka ia akan mengalami frustasi yang besar jika merasa memiliki kekurangan pada fisiknya. Tidak mengherankan jika kita melihat seseorang yang mati-matian berdiet demi mendapatkan tubuh yang langsing padahal menurut kita dia tampak sudah ideal atau malah sudah sangat kurus. Kekurangan seperti ini sulit dinilai secara memadai, itu sebabnya pengaruhnya terhadap stabilitas mental lebih kuat.

Sumber-sumber lain yang dapat menimbulkan frustasi personal disebut dengan personal deprivasi yaitu hilangnya kemampuan-kemampuan yang sebelumnya telah dimiliki. Misalnya seseorang yang menjadi buta atau kehilangan kakinya karena kecelakaan. Deprivasi atau cacat yang terjadi mengalami akibat yang mendalam jika dibandingkan dengan cacat bawaan sebab orang tersebut sebelumnya telah memiliki tubuh yang sempurna.

Orang yang sedang mengalami frustasi memiliki karakteristik atau ciri khas, diantaranya yaitu sifat kaku dan tegang. Hal itu tampak pada reaksinya yang bersifat kaku terlebih pada seseorang yang ada hubungannya dengan frustasinya. Ciri-ciri lain orang yang mengalami frustasi dapat dilihat pada kualitas emosinya yang kuat, seperti mudah  tersinggung, jengkel marah dan sakit hati. Reaksi  seseorang terhadap frustasi berbeda-beda.

Anak-anak biasanya bereaksi terhadap frustasi dengan melakukan agresi, sedangkan pada orang dewasa dan remaja perasaan mudah tersinggung jengkel dan iri hati merupakan bentuk frustasi yang ada hubungannya dengan masalah pacar, pernikahan dan pekerjaan dan status sosial. 

Orang yang mengalami frustasi sebenarnya merupakan bentuk kegagalan dan ketidakmampuannya dalam menghadapi suatu situasi. Biasanya orang yang mengalami frustasi cenderung menyalahkan orang lain sebagai penyebab kegagalan atau ketidakmampuan yang dialaminya. Frustasi juga dapat menjadi penggerak tingkah laku (motivasi) atau sekurang-kurangnya merupakan bagian integral dari serangkaian kejadian-kejadian yang memuncak dalam beberapa bentuk tingkah laku. Misalnya kejadian tawuran atau amuk massa yang terjadi di masyarakat merupakan akumulasi dari kekecewaan dan frustasi yang dialami oleh masyarakat.


Tips Saat Mengalami Frustasi

Jika dilihat dari kesehatan mental, ada dua macam pemecahan yaitu pemecahan yang sehat dan tidak sehat. Pemecahan yang sehat apabila frustasi dapat diredusir dengan cara yang memuaskan, ketegangan reda dengan respon-respon yang dapat diterima baik secara sosial, moral dan tidak menimbulkan luka pada stabilitas mental dan emosional. 

Pemecahan yang sehat memberikan pemuasan yang memadai atau ekonomis, artinya tidak menghabiskan sumber-sumber tenaga individu, mengembangkan kematangan dan mempertinggi tingkat integrasi kepribadian, serta menunjang hubungan yang memadai dengan diri sendiri, orang lain dan dunia sekitarnya.

Sharing merupakan contoh penyaluran frustasi yang dapat diterima baik secara langsung kepada sahabat, orang tua, para ahli maupun kepada orang yang dihormati atau dituakan  maupun melalui dunia maya. Dengan sharing atau berbagi rasa, seseorang dapat mengungkapkan apa yang membuatnya merasa terbebani sekaligus untuk mendapat penguatan positif. 

Khusus untuk sharing di dunia maya, ada beberapa rambu yang perlu dipatuhi, sebab apa yang kita tulis di dunia maya dapat dengan mudah diakses oleh semua orang, jika kita menggunakan kata yang kasar atau menghujat orang lain justru bukan redusi frustasi yang kita dapat namun justru menambah masalah baru.

Dalam kehidupan ini, normal seseorang mengalami frustasi, meskipun manusia telah berusaha untuk memecahkan frustasinya namun banyak pula frustasi yang tidak dapat terpecahkan. Sehingga penting bahwa orang juga mampu menahan supaya tidak mengganggu kestabilan emosi dan ketenangan jiwa. Seseorang yang mengalami kehilangan orang yang dicintai karena meninggal dunia seberapa pun dia keras berusaha maka orang yang dicintainya tidak akan hidup kembali.

Kemampuan untuk menahan frustasi memang harus dikembangkan dan merupakan hasil pengalaman. Orang  yang tidak pernah mengalami kesulitan-kesulitan karena terlalu dimanja memiliki daya tahan terhadap frustasi yang rendah. Tetapi daya tahan terhadap stres terlalu besar juga sama jeleknya dengan orang yang mempunyai daya tahan yang terlalu kecil. Orang dengan daya tahan frustasi yang terlalu tinggi dalam arti orang tersebut mudah menyerah terhadap penghalang-penghalang yang sebenarnya masih bisa diatasi. Keseimbangan daya tahan terhadap frustasi merupakan ciri kedewasaan seseorang.