Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bahayanya Sering Cuekin Anak

Bahayanya Sering Cuekin Anak

Bahayanya Sering Cuekin Anak

Ketika anak sedang mengalami emosi intens seperti menangis, apa yang kamu lakukan? Pernahkah mengabaikan emosi anak atau memaksa anak untuk buru-buru diam?

Cara di atas adalah contoh dari emotional neglect yang orang tua lakukan terhadap anak.

Apa itu emotional neglect? Emotional neglect adalah pola hubungan dimana kebutuhan kasih sayang seseorang diabaikan berkelanjutan, tidak divalidasi, dan tidak dihargai oleh keluarganya.

Orang tua yang neglectful cenderung kesulitan memahami dan mengekspresikan kasih sayang yang dibutuhkan anaknya. Mereka juga mungkin kewalahan atau bahkan tidak berdaya untuk memenuhi kebutuhan kasih sayang.

Anak dengan pengalaman emotional neglect, otak emosi (amygdala) akan menjadi semakin besar dan reaktif. Dengan otak emosi yang semakin reaktif, anak mungkin merasakan emosi takut dan cemas berlebihan.

Anak akan merasa tidak disayang, merasa tidak diinginkan, menjadi people pleaser, memiliki daya juang rendah, menarik diri dari orang lain atau lingkungan sosial, dan menghindari kedekatan emosional dalam hubungan.

Emotional neglect merupakan salah satu bentuk "penganiayaan" (abuse) yang paling umum dilakukan kepada anak.

Emotional neglect juga sering kali diturunkan pada perilaku parenting ke generasi berikutnya. Orang tua yang dulu mengalami emotional neglect pada waktu kecil memiliki kecendrungan menerapkan pola parenting yang serupa tanpa sadar. 

Perlu digarisbawahi, selain kebutuhan sandang, papan dan pangan, anak juga butuh disayangi dan dibantu untuk validasi emosinya. Ketika orang tua tidak memenuhi ini, maka akan berdampak negatif pada kesehatan mental dan juga perkembangan otak anak. 

Jika mengalami emotional neglect dalam keluarga, segera cari bantuan profesional.


Sc: @audreysusanto (Audrey Susanto, M.Psi., MSc., Psikolog)