Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Putus Cinta Menimbulkan Masalah Kesehatan, Apa Saja?

Putus Cinta Menimbulkan Masalah Kesehatan, Apa Saja?

Putus cinta memang meninggalkan luka, apalagi saat kamu sangat menyayangi pasanganmu, dunia rasanya runtuh saat kamu harus berpisah dengan dia. 

Meskipun sering dialami kebanyakan orang, namun tahukah kamu jika putus cinta dapat menggangu kondisi fisik dan mental? Apalagi saat kamu memiliki kesedihan yang luar biasa setelah putus cinta, maka risiko gangguan kesehatan semakin besar.

Putus Cinta Menimbulkan Masalah Kesehatan, Apa Saja?

Untuk lebih jelasnya kamu dapat menyimak berbagai masalah kesehatan setelah putus cinta berikut ini.

1. Stres

Berpisah dengan seseorang yang kamu sayangi tentu sangat membuat kamu stres. Apabila stres tersebut kamu biarkan, maka hal ini akan berdampak buruk pada kesehatan fisikmu. Stres dapat meningkatkan kadar hormon stres (kortisol) dalam tubuh. Bahkan dalam beberapa kasus, hormon kortisol yang meningkat dapat mempengaruhi hampir keseluruhan organ tubuh. Termasuk pada jantung dan tekanan darah.

Saat kamu merasa stres, jantung akan berdetak lebih cepat serta tekanan darah pun meningkat. Jika kondisi ini dibiarkan terlalu lama, maka akan membebani kerja jantung. Stres akibat putus cinta juga dapat membuat kamu merasa takut dan mudah panik saat menghadapi sesuatu.

2. Merasa nyeri di dada

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Nartional Academy of Sciences of The United States of America, menemukan fakta menarik yang berkaitan dengan aktivitas otak yang baru putus cinta.

Otak yang baru putus cinta memiliki aktivitas yang sama saat seseorang merasa sakit secara fisik. Bahkan, saat ia sedang melihat foto sang mantan pasangan. Kondisi ini kemungkinan muncul saat sistem saraf simpatis dan parasimpatis aktif di waktu yang bersamaan. Akan tetapi di sisi lain, aktifnya sistem saraf simpatif dapat mengencangkan otot dan membuat detak jantung semakin cepat. Apabila kedua sistem bekerja bersamaan, hal ini akan mengakibatkan rasa tidak nyaman pada tubuh, misalnya nyeri di dada.

3. Kualitas tidur yang terganggu

Masalah lain yang muncul saat seseorang putus cinta adalah kualitas tidur yang terganggu. Misalnya saat masih berpacaran kamu terbiasa menelpon pasangan dan menceritakan apa saja yang terjadi sehari ini, hal ini membuat kamu mengingat mantan kekasih, namun tak ada hal yang dilakukan karena hubungan telah berakhir.

Kamu merasa ada sesuatu yang hilang. Semakin kamu teringat oleh kebiasaan yang dilakukan dengan mantan kekasih, maka hormon kortisol akan meningkat. Peningkatan hormon kortisol akan membuat kamu tidur tidak nyenyak, sehingga kualitas tidurmu pun rusak. Bisa jadi kamu mengalami insomnia atau terbangun di tengah malam. 

Bersedih setelah putus cinta sebenarnya sah-sah saja. Namun, jika kesedihan dibiarkan dalam jangka waktu yang lama. Cobalah untuk mencurahkan keluh kesanmu ke orang terdekat.

4. Berat badan menjadi naik

Saat hormon kortisol dalam tubuh meningkat, ternyata hal ini dapat menimbun lemak di perut, sehingga berat badan pun naik. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Yale University, menyatakan jika kondisi ini lebih sering dialami oleh kalangan wanita dibandingkan pria. Bahkan kondisi stres sering kali meningkatkan nafsu makan seseorang, sehingga ia makan lebih banyak dari biasanya. Meskipun demikian, kondisi ini hanya dialami segelintir orang saja. Ada beberapa yang justru kehilangan nafsu makan setelah putus cinta.