Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Selingkuh Itu Penyakit Atau Keturunan?

Selingkuh Itu Penyakit Atau Keturunan?

Sebagian orang mungkin sering mengaitkan perilaku selingkuh dengan sejumlah hal seperti keturunan ataupun penyakit.

"Dia tuh selingkuh karena keluarganya juga pernah selingkuh."

"Namanya juga penyakit, kalo sudah selingkuh pasti susah sembuhnya."

Yang benar yang mana nih, atau dua-duanya benar?

Selingkuh Itu Penyakit Atau Keturunan?

Selingkuh disebabkan oleh faktor keturunan atau genetik?

Penjelasan dari @daudantonius, dalam penelitian diungkapkan bahwa terdapat reseptor dopamin yang disebut "DRD4" yang berperan terhadap sejumlah perilaku kecanduan seperti alkoholik, judi dan perselingkuhan.

Gen ini disebut sebagai "pencari sensasi" dan jika seseorang memilikinya dalam jumlah yang banyak, seseorang akan tergerak untuk mencari kenikmatan dari hal-hal yang menantang.

Sensasi dopamin sendiri akan memunculkan rasa senang ketika kita melakukan hal yang menantang tersebut.

Ya, secara genetik kita memang memiliki potensi selingkuh, tapi hal itu bukanlah satu-satunya faktor. Selingkuh lebih kompleks dari hal tersebut.

Bahkan Justin R. Garcia, seorang peniliti yang mengaitkan gen dan perselingkuhan pun menyampaikan bahwa DRD4 memang membuat seseorang mencari sensasi, tapi setiap keputusan untuk berselingkuh merupakan pilihan sadar yang juga dipengaruhi oleh pilihan seseorang.

Orang yang selingkuh bisa disebut punya "penyakit"?

Sejumlah gangguan kepribadian seperti Borderline Personality Disorder (BPD) dan Narcissistic Personality Disorder (NPD) sering dikaitkan dengan perilaku tidak setia terhadap pasangan.

Suasana hati, emosi dan pola interaksi yang berubah-ubah pada BPD dan sifat manipulatif yang dimiliki oleh seorang NPD adalah alasan kenapa keduanya sering disebut sebagai pemicu seseorang selingkuh.

Lalu apakah hal ini benar? Kepribadian maupun genetik merupakan faktor pemicu. Tapi sejumlah tindakan adalah hal yang kita lakukan secara sadar dan lebih melibatkan kontrol diri dan juga komitmen kita atas sesuatu.

Selingkuh karena kontrol diri rendah

Kita sebagai manusia memang digerakkan oleh perasaan dan kepribadian dalam rangka mencari kenikmatan. Tapi hal yang tidak boleh diabaikan adalah kita juga memiliki akal sehat dan pilihan bebas (free will) atas keputusan yang kita lakukan.

Godaan akan selalu ada. Ketika kamu bertemu dengan orang baru yang terlihat lebih baik dari pasanganmu atau bahkan hal yang selama ini kamu cari ternyata kamu temukan pada orang lain.

Kontrol diri adalah tentang memberikan batasan yang tegas terhadap hal yang boleh dan tidak boleh untuk dilakukan.

Triangular Love Theory: Commitment

Salah satu teori psikologi cinta yang terkenal dari Robert Sternberg mengungkap bahwa terdapat tiga elemen penting ketika kita menjalin hubungan dengan orang lain, yaitu: passion, intimacy dan commitment.

Passion bicara mengenai ketertarikan fisik yang perlu dijaga. Jadi kamu tetap perlu tampil menarik di mata pasanganmu untuk menjaga cinta satu sama lain.

Intimacy adalah tentang seberapa nyambung kamu dengan pasanganmu. Kesamaan hobi, minat dan bahan pembicaraan juga menjadi penting. Pelajari apa yang pasangan kita sukai satu sama lain.

Dan elemen terakhir adalah commitment, yaitu keputusan sadar satu sama lain untuk menjaga hubungan, perasaan serta batasan.

Komitmen perlu untuk diperbarui satu sama lain untuk memperkuat hubungan dan menjaga diri dari perselingkuhan.

Lack of commitment atau ketidakdewasaan seseorang dalam menjalin hubungan sangat berperan dalam terjadinya perselingkuhan.

Pada akhirnya, beberapa orang hanya akan menyalahkan faktor eksternal seperti penyakit atau keturunan dan mengabaikan hal yang di dalam kendali kita sendiri, yaitu kontrol diri dan komitmen.